PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA-“HEAT EXCHANGER”
TUGAS MATA
KULIAH
PERPINDAHAN
PANAS DAN MASSA
“HEAT
EXCHANGER”
Disusun
Oleh:
Imam
Rohayat NIM: 1311078 Kelas:D
JURUSAN
TEKNIK MESIN S-1
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT
TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2015
A. Latar Belakang
Dalam
fsika, kimia, dan teknik, fenomena perpindahan adalah salah satu dari berbagai mekanisme
di mana partikel atau kuantitas fisik berpindah dari satu tempat ke tempat
lain. Tiga contoh umum fenomena perpindahan adalah difusi, konveksi, dan
radiasi. Tiga jenis utama fenomena perpindahan adalah perpindahan panas,
perpindahan massa, dan perpindahan momentum (dinamika fluida).
Energi
panas yang terkandung di dalam sebuah sistem berhubungan dengan fenomena perpindahan
panas. Terjadinya perpindahan panas ditandai perubahan nilai energi panas yang terkandung
dalam sistem. Perpindahan panas terjadi dari sistem/benda dengan temperatur
yang lebih tinggi, menuju sistem/benda dengan temperatur yang lebih rendah. Hal
tersebut apabila terjadi dalam sebuah kondisi yang alami.Secara alamiah,
perpindahan panas dapat terjadi melalui tiga cara: konduksi, konveksi, dan
radiasi.
Perpindahan
energi atau panas dengan menggunkan alat penukar kalor (heat exchanger) banyak
sekali diaplikasikan dalam dunia industri. Alat penukar panas atau HeatExchanger (HE) digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain
tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida
panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas
dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung
secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida
terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct
contact).
B. Mekanisme
perpindahan panas
Panas
adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke
tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam
suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan
atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan. Proses terjadinya
perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang panas akan
bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara
tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak
berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.
Terdapat
tiga cara dalam hal perpindahan panas dari sumber ke penerima, namun sebagian
besar aplikasi dari teknik adalah kombinasi dua atau ketiganya. Cara tersebut
adalah :
1.
Perpindahan Panas Secara Konduksi
Merupakan
perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling berdekatan antar yang satu
dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh perpindahan molekul-molekul tersebut
secara fisik. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat
dibandingkan molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan dingin.
Getaran-getaran yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di
sekelilingnya sehingga menyebabkan getaran yang lebih cepat maka akan
memberikan panas. Jumlah aliran panas ini dapat ditentukan dengan persamaan :
dQ=k.A(dt/dx)…………………………………………………...
(1)
2.
Perpindahan Panas Secara Konveksi
Perpindahan
panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau zat
tersebut secara fisik. Dalam hal ini, perpindahan panas terjadi akibat adanya
gerakan fluida. Fluida dingin yang dekat dengan permukaan panas akan menerima
panas dimana panas tersebut mempengaruhi fluida melalui suatu pencampuran. Seperti
halnya pada perpindahan panas secara konduksi, persamaan perpindahan panas
secara konveksi jugu berbentuk sebagai berikut :
dq=h.A.dt …………………………………………………………(2)
3.
Perpindahan Panas Secara Radiasi
Perpindahan
panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu energi dapat dihantarkan
dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin)
dengan
pancaran
gelombang elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini akan berubah
menjadi panas jika terserap oleh benda yang lain. Berdasarkan hukum kedua dari
Thermodinamika Boltzman, ditetapkan bahwa laju sumber itu akan memancarkan
panas adalah :
dQ = s . dA . T4
…………………………………………………..
(3)
Pada
Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua
fluida pada temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung.
a. Secara kontak langsung, panas
yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan kontak
langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang
terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran
steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat
bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung, perpindahan
panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding pemisah. Dalam
sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
Gambar 1. Perpindahan kalor pada Heat Exchanger
Perpindahan
energi atau panas dengan menggunkan alat penukar kalor (heat exchanger) banyak
sekali diaplikasikan dalam dunia industri. Proses perpindahan panas pada heat
exchanger
menurut Cengel
(2006), sebagian besar didominasi oleh konveksi dan konduksi dari fluida panas
ke fluida dingin, dimana keduanya tidak terjadi kontak secara langsung dalam
hal ini dipisahkan oleh dinding. Perpindahan panas secara konveksi sangat
dipengaruhi oleh bentuk geometri heat exchanger dan bilangan-bilangan tak
berdimensi, yaitu Reynold, bilangan Mussell dan bilangan Prandtl. Besar ketiga
bilangan tak berdimensi ini, tergantung pula pada kecepatan aliran serta
property fluida yang meliputi massa jenis, viskositas absolute, panas jenis dan
konduktivitas panas.
C. Alat Penukar
Panas (Heat Exchanger)
Heat
Exchanger adalah salah satu alat yang menghasilkan perpindahan panas dari satu fluida
ke fluida yang lain.Dalam industri perminyakan, jenis alat penukar panas yang
sering dipergunakan adalah jenis cangkang dan pipa (Shell and Tube Heat
Exchanger), dimana alat tersebut terdiri dari sebuah cangkang (Shell) dengan
sejumlah pipa-pipa kecil (tubes) didalamnya.
Jenis-Jenis Heat
Exchanger :
1. Double pipe
heat exchanger (Penukar panas pipa rangkap)
Salah
satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis penukar panas
dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah aliran, baik dengan cairan
panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang annular dan cairan lainnya
dalam pipa. Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak
penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar
panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan
operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan
penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat exchanger ).
Gambar 2. Penukar panas jenis pipa rangkap (Double
pipe heat exchanger )
2. Shell and
tube heat exchanger ( Penukar panas cangkang dan buluh )
Alat
penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang
). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain
mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua
ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan
efisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh
dipasang sekat Ini bertujuan untuk
membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time
), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan
menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur.
Gambar 3.Penukar panas jenis
cangkang dan buluh ( shell and tube
heat exchanger )
3. Plate and
frame heat exchanger ( Penukar Panas Plate and Frame ).
Alat
penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak lurus, bergelombang,
atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak (biasanya terbuat dari karet). Pelat – pelat
dan sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat
10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari
lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida
yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada
sekat.
Gambar 4. Penukar panas jenis pelat and Frame
4. Adiabatic
wheel heat exchanger
Jenis
keempat penukar panas menggunakan intermediate cairan atau toko yang solid
untuk menahan panas, yang kemudian pindah ke sisi lain dari penukar panas akan
dirilis. Dua contoh ini adalah roda adiabatik, yang terdiri dari roda besar
dengan benang halus berputar melalui cairan panas dan dingin, dan penukar panas
cairan.
Gambar 5. Adiabatic wheel heat exchanger
5. Pillow plate
heat exchanger
Sebuah
pelat penukar bantal umumnya digunakan dalam industri susu untuk susu pendingin
dalam jumlah besar langsung ekspansi tank massal stainless steel. Pelat bantal
memungkinkan untuk pendinginan di hampir daerah seluruh permukaan tangki, tanpa
sela yang akan terjadi antara pipa dilas ke bagian luar tangki. Pelat bantal
dibangun menggunakan lembaran tipis dari logam-spot dilas ke permukaan selembar
tebal dari logam. Pelat tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau
dengan pola serpentin garis las. Setelah pengelasan ruang tertutup bertekanan
dengan kekuatan yang cukup untuk menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di
sekitar lasan, menyediakan ruang untuk cairan penukar panas mengalir, dan menciptakan
penampilan yang karakteristik bantal membengkak terbentuk dari logam.
Gambar 6. Pillow plate Heat exchanger
6. Dynamic
scraped surface heat exchanger.
Tipe
lain dari penukar panas disebut "(dinamis) besot permukaan heat
exchanger". Ini terutama digunakan untuk pemanasan atau pendinginan dengan
tinggi viskositas produk, proses kristalisasi, penguapan tinggi dan fouling
aplikasi. Kali berjalan panjang yang dicapai karena terus menerus menggores permukaan,
sehingga menghindari pengotoran dan mencapai kecepatan transfer panas yang berkelanjutan
selama proses tersebut.
Gambar 7. Dynamic Scraped Surface heat Exchanger
7. Phase-change
heat exchanger
Selain
memanas atau pendinginan cairan hanya dalam satu fasa, penukar panas dapat
digunakan baik untuk memanaskan cairan menguap (atau mendidih) atau digunakan
sebagai kondensor untuk mendinginkan uap dan mengembun ke cairan. Pada pabrik
kimia dan kilang,reboilers digunakan untuk memanaskan umpan masuk untuk menara distilasi
sering penukar panas. Distilasi set-up biasanya menggunakan kondensor untuk
mengkondensasikan uap distilasi kembali ke dalam cairan.Pembangkit tenaga
listrik yang memiliki uap yang digerakkan turbin biasanya menggunakan penukar
panas untuk mendidihkan air menjadi uap.
Heat
exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang sering disebut
boiler atau generator uap.Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir yang disebut
reaktor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati panas dari
sistem (pabrik reaktor) primer ke sistem (pabrik uap) sekunder, uap memproduksi
dari air dalam proses, disebut generator uap.Semua pembangkit listrik berbahan
bakar fosil dan nuklir menggunakan uap yang digerakkan turbin memiliki
kondensor permukaan untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke kondensat (air)
untuk digunakan kembali. Untuk menghemat energi dan kapasitas pendinginan dalam
kimia dan tanaman lainnya, penukar panas regeneratif dapat digunakan untuk
mentransfer panas dari satu aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang perlu
dipanaskan, seperti pendingin distilat dan pakan reboiler pra-pemanasan.
Gambar 8. Reboiler
Istilah
ini juga dapat merujuk kepada penukar panas yang mengandung bahan dalam
struktur mereka yang memiliki perubahan fasa. Hal ini biasanya padat ke fase
cair karena perbedaan volume kecil antara negara-negara ini. Perubahan fase
efektif bertindak sebagai bufler karena terjadi pada suhu konstan tetapi masih
memungkinkan untuk penukar panas untuk menerima panas tambahan. Salah satu contoh
di mana ini telah diteliti untuk digunakan dalam elektronik pesawat daya
tinggi.
Komentar
Posting Komentar