Mekanika Bahan Komposit>Pengembangan Polymer Layered Organo-Clay Nanocomposite Pada Roof Top Cargo Box




Pengembangan Polymer Layered Organo-Clay Nanocomposite  Pada Roof Top Cargo Box


Disusun Oleh
Nama          : Imam Rohayat
Nim            : 1311078


JURUSAN TEKNIK MESIN S-1FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANGTAHUN 2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Komposit merupakan teknologi yang sangat menjanjikan pada abad ke-21 dan pada abad masa yang akan datang Industri potensial yang siap untuk mengembangkan produk berbasis komposit meliputi: penerbangan, otomotif, perkapalan, kereta api, konstruksi bangunan, pengemas, komputer dan telekomunikasi. Pada industrl material, pengembangan material komposit berbasis serat dan polimer telah sangat berkembang dengan cepat dan merupakan kegiatan yang membutuhkan multidisiplin. Pemakaian nanokomposit berbasis matriks polimer untuk pembuatan komponen otomotif merupakan usaha inovasi material untuk menjamin suatu struktur yang kuat, ringan, dan aman. Polimer nanokomposit adalah suatu kelas dari material polimer dengan menggunakan sistem penguat dari partikel lempung berukuran nano (nanometric-sized clay particles) dengan hanya kuantitas kecil (< 5%) Bahan lempung ini ternyata dapat meningkatkan kekuatan mekanis dan ketahanan panas polimer dengan cukup tinggi yaitu pada sifat mekanis (yaitu nilai modulus dan kekuatan), ketahanan panas (thermal stability/fire resistance), dan sifat daya hambat (barrier properties) jika dibandingkan material polimer murni. Selain itu juga kinerja material yang sangat baik ini tidak mempengaruhi nilai densitas dari polimer murni dan kemampuan daur ulangnya (recylability). Dengan menggunakan komposit yang ringan akan menurunkan berat struktur, biaya produksi, dan konsumsi energi akibat penggunaan kendaraan pada kecepatan tinggi bila dibandingkan dengan menggunakan material yang relatif lebih berat dari bahan paduan logam (metal alloys) .
Bidang aplikasi material komposit lainnya yang prospektif adalah untuk menggantikan bahan logam yang mudah terkena korosi (corrosion-prone metals) terutama yang berhubungan dengan udara luar akibat lingkungan operasi yang korosif. Dilihat dari tingkat keselamatan, material komposit telah memenuhi standar keselamatan karena telah terbukti memiliki ketahanan terhadap asap, api, dan toksisitas (smoke, fire, and toxicity). Lebih Jauh, material komposit menawarkan suatu material yang mempunyai umur pakai (life time) yang lebih lama dibandingkan bahan logam jika spesifikasi material yang digunakan sesuai dengan kondisi aplikasinya.
Dengan alasan mendasar inilah, kegiatan pengembangan material komposit maju pada pembuatan komponen otomotif dilaksanakan. Potensi Sumber Daya Alam Indonesia dalam penyediaan bahan mentah berupa bahan serat alam sebagai sustainable resources sangat besar dan terbuka untuk suatu pengembangan produk inovatif ramah lingkungan, mengingat material komposit berbasis serat alam (natural fibre composites) dapat digunakan pada komponen interior kendaraan non-struktur dan dapat didaur ulang dan bersifat biodegradable. Suatu usaha untuk meningkatkan nilai tambah material pada komponen komposit yang telah diproduksi oleh industri pengembang komponen otomotif akan dilakukan dengan menambahkan material serat alam seperti rami, abaka, dan nenas untuk meningkatkan karakteristik mekanik material yang telah didapat. Konsep desain dan produk tipikal komponen otomotif akan banyak mengacu pada perkembangan teknologi fabrikasi material komposit di dunia.
Kegiatan riset yang dilakukan: pengkajian material nanokomposit meliputi desain komposisi dan konfigurasi laminasi sistem material nanokomposit dengan sifat mekanis yang relatif baik, penerapan teknologi fabrikasi berbasis open moulding yaitu Vacuum Assisted Resin Transfusion Moulding (VARTM), pengujian kekuatan mekanis material nanokomposit, analisa kualitas produk dari material nanokomposit dan analisa tekno-ekonomis produk nanokomposit pilihan. Hasil kajian ini aka'n kemudian menghasilkan suatu spesifikasi teknis material nanokomposit, rekomendasi manual teknologi desain dan manufaktur material komposit, pembuatan prototipe komponen otomotif, memberikan konsultansi material nanokomposit kepada mitra industri pengguna, dan inovasi rekayasa produk prototipe komponen otomotif dengan menggunakan fasilitas produksi yang terdapat di industri pengguna yaitu PT. Gilang Lemindo Sejahtera. Material nanokomposit  diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif material dasar kendaraan otomotif sebagai salah satu mode transportasi masal dalam jangka waktu dekat di masa depan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebagai salah satu solusi terhadap permasalahan di bidang sarana transportasi.

1.2 Tujuan

1.  Penerapan teknologi desain dan proses manufaktur material komposit berpenguat serat (Fibre       Reinforced Composite/FRC) menggunakan teknologi Vacuum Assisted Resin Transfusion Moulding (VARTM), dalam rangka menghasilkan produk nanokomposit yang berkualitas dan bernilai komersial tinggi khususnya pada pembuatan  Roof Top  Cargo Box
2.  Memberikan nilai tambah bagi sumber daya alam (SDA) lokal dan substitusi impor bahan baku komponen material transportasi khususnya pada komponen otomotif yang dapat dibuat dari nanokomposit berbasis serat alam (natural fibre reinforced clay nanocomposites).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Baku Penyusun Material Nanokomposit

Bahan baku penyusun material nanokomposit yang digunakan sebagai prototipe Roof Top Cargo Box yaitu :

2.1.1 Serat rami        

Rami termasuk dalam keluarga Urticaceae (Boehmeria) yang memiliki kira-kira 100 jenis Serat rami yang diambil dari batang tanaman rami (Gambar 2.1 ) adalah salah satu jenis serat alam yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi biokomposit. Saat ini pohon rami sudah berhasil dibudidayakan oleh Koperasi Pondok Pesantren Darussalam (Kopontren Darussalam), Garut, Jawa barat   seluas hampir 300 hektar. Pemanfaatan utama serat rami pada saat ini masih sangat terbatas di bidang tekstil seperti kain, tas dan tikar, sedangkan pemanfaatan untuk material stuktural belum dikembangkan. Rami termasuk tanaman penghasil serat tertua di daerah asia timur, dan saat ini banyak dibudidayakan di negara Indonesia, China, Jepang dan India. Rami dapat tumbuh mencapai 1,2 – 2,5 m  dan dapat dipanen 6 kali per tahun. Secara teknis serat rami tergolong panjang (1,5 m atau lebih) dengan diameter 10 – 25 μm. Bentuk serat memiliki dinding sel yang tebal, datar dan tidak beraturan. (Mukhammad,Alaya.2013)                                                                            
Serat rami dalam material nanokomposit berfungsi sebagai penguat yang memiliki karakteristik fisik sebagai berikut :
Tabel 2.1 Karakteristik Fisik Serat Rami
No
Karakteristik Fisik Serat Rami
Besar
1
Massa jenis serat   (g/cm3)
0,7 – 0,9
2
Berat serat /50 cm
0,0012 – 0,002415
3
Kekuatan Tarik (Kg/g.m)
150,8 – 178
4
Elongation (%)
1,2 – 1,6



Gambar 2.1 Tanaman Rami

Gambar 2.2 serat rami

2.1.2 Nanoclay

Nanoclay sebagai filler yang berfungsi sebagai penguat tambahan pada material nanokomposit. Lempung (clay) alam berasal dari daerah pacitan yang sudah diproses menjadi organoclay, dengan ukuran jarak antar lapisan (d-spacing) organoclay sebesar 39,18 A (3.918 nm). Ini menunjukan bahwa bahan penyusun material nanokomposit berupa partikel berskala nano.
Gambar 2.2 Nanoclay

2.1.3 Resin Epoksi

Resin Epoksi sebagai matriks bahan pengikat material nanokomposit. Resin epoksi yang digunakan sebagai bahan penyusun material nanokomposit adalah tipe structural adhesive araldite yaitu resin Renlam dan HY956.
Gambar 2.3 Resin Epoksi

2.2  Desain Laminasi dan Komposisi Material Nanokomposit

Kegiatan riset ini secara spesifik dilaksanakan untuk mengembangkan produk inovasi melalui rekayasa antara desain geometri, komposisi material, teknik manufaktur, dan pengujian komponen material nanokomposit, serta evaluasi nilai ekonomis hasil produk komponen berbasis material nanokomposit yang dilakukan di mitra pengguna.
            Kegiatan rekayasa desain laminasi dan sintesa karakteristik mekanik: kekuatan dan kekakuan material nanokomposit yang ditujukan untuk mengetahui karakteristik material yang disyaratkan oleh suatu spesifikasi produk yang telah ditetapkan. Desain laminasi akan dilakukan dengan menggunakan perhitungan teori lamina klasik (classical laminate theory) dengan asumsi material yang dibuat adalah
 pelat laminasi tipis. Sebagai basis perhitungan, material nanokomposit laminar akan dianalisa dengan menggunakan pendekatan mikro mekanik dan makromekanik dengan memperhatikan material penyusun, orientasi serat (fibre architecture), dan fraksi berat serat (fibre weight fraction).
Untuk memperoleh material nanokomposit dengan kualitas kekuatan struktur yang baik, selain dlpengaruhi oleh teknik manufaktur pembuatan material nanokomposit, juga desain komposisi campuran bahan baku penyusun memiliki peranan penting dalam menentukan kualltas kekuatan material nanokomposit untuk aplikasi pada komponen otomotif. Berikut ini adalah desain komposisi campuran bahan baku penyusun material nanokomposit untuk apllkasi pada komponen otomotif dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Desain Komposisi Bahan Baku Penyusun Material Nanokomposit yang digunakan sebagai prototipe Roof Top Cargo Box
Jenis Komposisi
% Fraksi Berat
Nanoclay
Serat Rami
Resin Epoksi
I
1
30
69

2.3 Teknik Manufaktur Material Nanokomposit dengan Metode VARTM
            Teknik manufaktur material nanokomposit dapat dilakukan dengan berbagai metode. diantaranya adalah hand lay-up, auto clave, dan Vacuum Assisted Resin Transfusion Moulding (VARTM). Setiap metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan dari segi biaya produksi dan kualitas produk. Hand lay-up memiliki biaya produksi yang kecil tetapi kualitas produk yang rendah. Metode auto clave menghasilkan kualitas produk yang bagus tetapi biaya produksi yang mahal. Sedangkan metode VARTM mampu memberikan kualitas produk mendekati auto clave dengan biaya produksi mendekati hand lay-up. Dalam kegiatan ini diterapkan teknik hand lay up dan VARTM yang digunakan dalam memproduksi material nanokomposit untuk prototipe Roof Top Cargo Box
Berdasarkan hukum Darcy, metode VARTM dipengaruhi oleh tiga hal yaitu viskositas resin, permeabilitas serat dan gradien tekanan. Kemudian dengan menetapkan viskositas resin dan gradien tekanan konstan selama proses produksi material nanokomposit, maka dapat dianalisa pengaruh permeabilitas serat terhadap penyebaran resin pada metode VARTM ini. Tahapan proses pembuatan material nanokomposit dengan teknik VARTM seperti pada Gambar 2.4 berikut ini.
Gambar 2.4  Tahapan Proses Manufaktur Material Nanokomposit dengan teknik VARTM

2.3.1 Tahapan proses teknik VARTM dalam pembuatan prototipe Roof Top Cargo Box:

1.   Serat dan bahan penyusun material nanokomposit yang telah disiapkan disusun diatas permukaan cetakan prototipe Roof Top Cargo Box
2.   Bentuk yang telah disesuaikan ditutup dengan vacuum bag kemudian udara dikeluarkan  dengan menggunakan pompa vacuum.
3.  Resin cair dan pengeras dari penampung luar dimasukkkan kedalam komponen dari vacuum dengan cara dipompakan kedalam cetakan sehingga terisi penuh.
4.    Tunggu sampai seluruh cetakan penuh dan mengeras.
5.    Proses produksi material nanokomposit selesai.
Skema teknik manufaktur untuk pembuatan prototipe produk nanokomposit menggunakan teknik VARTM seperti terlihat pada Gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.5 Skema Teknik Manufaktur Prototipe  Roof Top Cargo Box Produk Nanokomposit
           
Teknologi manufaktur material nanokomposit dengan proses VARTM diharapkan dapat meningkatkan kualitas struktur internal dari produk nanokomposit dan terbebas dari udara yang terjebak (void) atau resin yang berlebih (excess resin). Sehingga material nanokomposit yang dihasilkan akan memiliki karakteristik strength-to-weight ratio yang tinggi. Teknik VARTM merupakan jenis teknik manufaktur material nanokomposit berbasis open moulding yang didesain untuk dapat membuat struktur produk berukuran besar.
Gambar 2.6 Sebelum proses infusi resin dengan teknik VARTM

Gambar 2.7 Proses infusi resin dengan teknik VARTM

Gambar 2.8 Setelah proses infusi resin dengan teknik VARTM

2.4 Karakterisasi Mekanik Material Nanokomposit pada Prototipe Roof Top Cargo Box

Karakterisasi mekanik material nanokomposit yang telah difabrikasi  dengan menggunakan teknik VARTM dengan komposisi bahan baku  penyusun seperti pada Tabel 2.2 di atas meliputi :
1.      Uji Lentur (Flexural) berdasarkan ASTM 0-790.
2.      Uji Tarik (Tensile) berdasarkan ASTM 0-638.

Hasil uji lentur dan uji tarik masing-masing seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.3. Hasil Karakterisasi Mekanik Material Nanokomposit pada Prototipe Roof Top Cargo Box
Jenis Pengujian
Nilai  (GPa)
Uji Lentur (Flexural)
5.146
Uji Tarik (Tensile)
1.260

 

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tahapan Pembuatan Prototipe Komponen Roof Top Cargo Box

Tahapan pembuatan prototipe komponen otomotif berupa Roof Top  Cargo Box adalah sebagai berikut :
1.      Melakukan pembuatan desain Prototipe Roof Top Cargo Box
2.      Melakukan pembuatan Master Model pada Prototipe Roof Top Cargo Box
3.      Melakukan pembuatan Cetakan  pada Prototipe Roof Top Cargo Box
4.      Melakukan pembuatan pada Prototipe Roof Top Cargo Box

3.2  Skema Pembuatan Prototipe Komponen Roof Top Cargo Box

Adapun skema pembuatan prototipe Roof Top Cargo Box Menggunakan Teknik VARTM seperti ditunjukkan pada diagram dibawah ini.

Gambar 3.1  Skema Pembuatan Prototipe Roof Top Cargo Box

3.3  Desain Komponen Roof Top Cargo Box

Desain Geometri  prototipe Roof Top Cargo Box  menggunakan software CATIA seperti pada gambar di bawah.
Gambar 3.2 Desain Geometri Prototipe Roof Top Cargo Box

3.4  Cetakan Prototipe Roof Top Cargo Box

Cetakan Prototipe Roof Top Cargo Box seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3 di bawah ini.
                                  Gambar 3.3 Cetakan Prototipe Roof Top Cargo Box       

3.5 Model Prototipe Cargo Box Rooftop

Prototipe Rooftop Cargo Box dapat dilihat seperti pada Gambar 3.4 .

Gambar 3.4 Prototipe Roof Top Cargo Box


3.6 Spesifikasi teknis Prototipe Cargo Box Rooftop

Spesifikasi teknis Prototipe Cargo Box Rooftop sebagai berikut :
·         Tipe struktur                : Struktur Cangkang
·         Jenis Serat Alam         : Serat Rami 30%
·         Bentuk Serat Alam     : Kain (Continuous Strand Mat) Serat Rami
·         Jenis Resin/Matrix       : Epoksi 69%
·        Penguat tambahan       : Nanoclay 1%
·         Jumlah Laminasi         : 2 Layer Serat Rami
·         Jumlah Lay-up            : 6 Lay-up
·         Teknik Manufaktur     : VARTM (Vacuum Assisted Resin Transfusion Moulding)

3.7 Keuntungan pembuatan Prototipe Cargo Box Rooftop menggunakan bahan komposit serat rami

1.      Berat berkurang
2.      Rasio antara kekuatan atau rasio kekakuan dengan berat tinggi
3.      Sifat-sifat yang mampu beradaptasi: Kekuatan atau kekakuan dapat beradaptasi terhadap pengaturan beban
4.      Lebih tahan terhadap korosi
5.      Kehilangan sebagian sifat dasar material
6.      Ongkos manufaktur rendah
 

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengembangan Teknologi Desain dan Produksi Polymer Layered Organo-Clay Nanocomposite pada Industri Komponen Otomotif, telah diperoleh hasil sebagai berikut :

1.      Diperoleh desain laminasi, komposisi, dan sintesa kekuatan material nanokomposit
2.      Diperoleh paket teknologi teknik manufaktur material nanokomposit: VARTM
3.      Diperoleh karakterisasi mekanik material nanokomposit pada Prototipe Roof Top Cargo Box
4.      Diperoleh desain dan prototipe komponen otomotif : roof top cargo box
5.      Diperoleh analisa tekno-ekonomi pembuatan komponen otomotif : roof top cargo box

Dalam pembuatan prototipe komponen otomotif berupa roof top cargo box menggunakan teknik manufaktur VARTM dengan komposisi bahan baku penyusun dalam % fraksi berat yaitu : serat rami 30%, resin epoksi 69% dan  nanoclay 1%.
Hasil karakterisasi mekanik material nanokomposit untuk aplikasi pada pembuatan komponen otomotif roof top cargo box diperoleh Modulus Lentur (Flexural) sebesar 5,146 GPa dan Modulus Tarik (Tensile) sebesar 1,260 GPa.


DAFTAR PUSTAKA

Masmui.2010.Pengembangan Teknologi Desain dan Produksi Polymer Layered     Organo-          Clay Nanocomposite pada Industri Komponen Otomotif. Laporan penelitian tidak           diterbitkan. Pusat teknologi material (PTM).

Mukhammad,Alaya.2013.Potensi Serat Batang (Bast Fibers) Sebagai penguat Biokomposit           Untuk Aplikasi Otomotif. Laporan Penelitian Tidak    Diterbitkan.Semarang: Fakultas          Teknik, Universitas Diponegoro Semarang.




Komentar

Postingan Populer